M1/S1
مفهوم الجهاد فى الحديث النبوي : دراسة تحليلية فى الحديث الذي رواه مسلم برقم 1910
XML
تتناول هذه الدراسة حديث رسول الله الذي يقول:"مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ". وتركز هذه الدراسة على تحليل معنى الجهاد الوارد في الحديث، وأسباب وروده، ومدى صلته بسياق الحياة المعاصرة. وقد استخدمت المنهجية التحليلية النقدية مع منهج تخريج الحديث ودراسة أسباب وروده لفهم سياق ورود هذا الحديث.
تبين هذه الدراسة أن الجهاد في هذا الحديث لا يقتصر على القتال الجسدي فقط، بل يشمل أيضا مجاهدة النفس ومحاربة الجهل. في زمن النبي ﷺ، كان الجهاد وسيلة للدفاع عن الدين، أما في حالة السلم فيفهم على أنه جهد لحفاظ النفس من النفاق وتقديم إسهامات إيجابية للمجتمع. ولذلك، فإن فهم الحديث بسياقه الصحيح أمر ضروري لتجنب سوء الفهم.
وأظهرت النتائج النهائية أن هذا الحديث قد رواة ثقة. وكل راوٍ في سلسلة الإسناد من الأعلى إلى الأدنى مرتبط بالآخر. ويُظهر هذا الترابط بين الشيخ والتلميذ في نقل هذا الحديث أن سنده متصل، وقد حُكم على الحديث بأنه صحيح.
Penelitian ini membahas hadis Rasulullah yang berbunyi, "Barangsiapa yang meninggal tetapi belum pernah berjihad, dan tidak pernah membicarakan (berniat) jihad dalam dirinya, maka ia mati dalam keadaan salah satu cabang kemunafikan." Fokus penelitian ini adalah menelaah makna jihad yang terkandung dalam hadis tersebut, asbabul wurud, dan relevansinya dalam konteks kehidupan modern. Metode yang digunakan adalah analisis kritis dengan pendekatan takhrij hadis dan kajian asbabul wurud untuk memahami konteks turunnya hadis ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa jihad dalam hadis ini tidak hanya merujuk pada perang fisik melawan musuh, tetapi juga mencakup perjuangan melawan hawa nafsu dan kebodohan. Dalam konteks zaman Nabi, hadits ini berfungsi sebagai dorongan untuk kaum Muslimin agar ikut berjihad demi membela agama. Namun, dalam kondisi damai jihad dapat di maknai sebagai upaya menjaga diri dari ke munafikan melalui kontribusi positif terhadap masyarakat.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya memahami hadits secara kontekstual agar tidak disalahartikan. Dengan demikian, jihad bukan sekedar perang fisik. Tetapi juga mencakup perjuangan spiritual dan intelektual, yang bertujuan untuk memperbaiki diri dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai islam yang menekankan perdamaian dan toleransi.
Hasil akhir menunjukkan bahwasanya hadits ini di riwayatkan oleh perawi yang terpercaya (Tsiqqah). Setiap perawi dari perawi tertinggi hingga perawi terendah terhubung satu sama lain. Keterhubungan antara guru dan murid dalam menyampaikan dan meriwayatkan hadis ini menunjukkan bahwa sanad hadis ini bersambung (muttashil) dan di hukumi hadits Shoheh.
Detail Information
Item Type |
skripsi - M1
|
---|---|
Penulis |
Mayang sentika - Personal Name
|
Tema Penelitian |
M1/S1
|
Penulis |
Mayang sentika - Personal Name
|
Student ID |
2021.16.0063
|
Dosen Pembimbing | |
Penguji |
Dr. Muhammad Anang Firdaus, M.Pd.I dan Najib Junaidi, L.c., M.H. - - Ketua Penguji
|
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi | |
Departement |
takhasus
|
Kontributor | |
Bahasa | |
Penerbit | Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng : ., 2025 |
Edisi | |
Subyek | |
No Panggil | |
Copyright |
Penulis
|
Doi |